Tuesday 24 May 2016

Nafas Baru




Bunga yang sempat kering itu sudah subur kembali.
Dengan ketelatenan seorang pemiliknya kini ia bersinar bak matahari yang menyinari tumbuhan di pagi hari.
Bunga itu sudah dikelilingi binatang kecil untuk menyerap sari - sarinya.

Seperti kehidupan yang kembali tumbuh harapan, setelah kehilangan apa yang sudah diambilnya.
Begitukah kehidupan yang baru? 
Harapan - harapan tumbuh seiring kegiatan yang diawali dengan lembaran baru.

Tapi setiap kali penyakit rindu datang, selalu saja seperti menyayat hati
Kenapa kerinduan itu seperti pembunuhan yang paling kejam?
Kenapa Kerinduan ku bagaikan pukulan yang paling sakit?

Tak dapat bertemu
Tak dapat diungkapkan
Tak dapat disampaikan

Rinduku padamu bagaikan batu keras yang sulit sekali dihancurkan.

Tak dapat ku gengam erat tangan yang begitu hangat setiap kali ku ingat belaian tangan itu menyentuh kepalaku...
Setiap moment kebersamaan itu datang mengingatkan... Tak kuat air mata yang menetes dan jatuh ke tanah.
Tanah yang akan menjadi saksi bisu betapa tulusnya air mata itu.

Kini bulan penuh kerahmatan itu akan datang dalam hitungan hari.
Bulan yang suci dan penuh keberkahan adalah masa dimana aku mengingat memory ku yang tak pernah ku hapus.
Bulan yang dinanti - nanti itu adalah simbol kehilangan Mu.

Tapi kini bunga sudah bermekaran 

Tak ada alasanku untuk layu kembali...

No comments:

Post a Comment