Monday 16 November 2015

“Dieng.. Negri Diatas Awan ini Memiliki Keunikan Rambut Gimbal ”


Di perbatasan Banjarnegara dan Wonosobo terdapat wisata yang Indah  yaitu “Dieng”


Banjarnegara adalah kota yang sering kita dengar dengan bencana longsornya karena tanahnya yang labil, dan Banjarnegara sendiri yang artinya adalah Banjar itu “Sawah” dan Negara itu “Kota”. Maka dari itu kita bisa nilai sendiri bahwa Banjarnegara adalah kota yang banyak sawahnya dengan pemandangan gunung-gunung nan indah. Tempat wisata yang terkenal di Banjarnegara adalah “Dieng” kawasan yang berada didataran tinggi. Dieng sendiri masuk kedalam 2 wilayah yaitu kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada disebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara disana dapat mencapai 0°C di pagi hari dan menimbulkan embun beku, yang penduduk setempat sebut dengan bun upas "embun racun" karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Jadi.. kebayang dong gimana dinginnya berada dipuncak Dieng.. kalau di siang hari saja suhunya 12-20°C apalagi dimalam hari yang suhunya 6-10°C. Dan ternyata banyak juga wisatawan asing yang pergi ke negri diatas awan (Dieng) ini merasakan kesejukan dan rekreasi ke dataran tinggi Dieng.





Uniknya Rambut Gimbal yang Berada Di Kawasan Dieng


Di daerah Dieng juga terdapat anak-anak yang berambut gimbel. Konon kabarnya, Anak Gimbal Dieng adalah titisan dari Kyai Kolodete, beliau adalah seorang leluhur yang membuka pertama kali tanah Dieng. Ia hidup pada masa kejayaan Mataram. Kyai Kolodete ini memiliki rambut gimbal. Beliau adalah seorang pemimpin dan beliau juga berkeinginan memajukan kesejahteraan masyarakatnya. Suatu hari beliau mencalonkan dirinya sebagai lurah, ke pemerintahan Mataram lalu masyarakat pun sangat mendukung. Namun permintaannya beliau ditolak oleh pemerintahan Mataram dan masyarakat pun sangat kecewa. Beliau pun merasa malu kepada masyarakat. Akhirnya beliau mengasingkan diri dan bertapa di Dataran Tinggi Dieng.

Disana beliau berdoa supaya impiannya ingin mensejahterakan rakyatnya agar terkabul kepada Sang Khaliq. Permohonan itu benar-benar dikabulkan oleh sang Khaliq. Tanda bukti itu ialah supaya anak cucunya nanti di kemudian hari akan berambut gimbal seperti halnya rambut Kyai Kolodete. Dan, permohonan itu benar-benar dikabulkan sang Khaliq.

Rambut Gimbal itu muncul dengan dirasakan panas dibadannya, lalu tiba – tiba timbullah rambut gimbal itu. Tapi, kalau orang disekitaran sana bilang itu adalah faktor keturunan dari Kyai Kolodete. Tapi ada juga yang bilang kalau itu  karena takdir Tuhan, dan ada juga yang bilang itu karena kurang menjaga kesehatan.





“Rambut Gimbal itu boleh dipotong...”


 Rambut yang tumbuh dikepala itu boleh dipotong asalkan, seorang anak itu memintanya untuk dipotong dan disertai permintaan si anak yg berambut gimbal. Si anak juga harus sudah cukup umur yaitu sekitar 7 – 10 tahun. Permintaan si anak pun unik – unik, misalkan si anak minta untuk disembelihkan kambing, ada juga yang . Ya orang tua harus memenuhinya. Konon katanya jika anak hanya dipotong rambutnya saja tapi tidak dipenuhi permintaannya akan timbul lagi sakit panas dan muncul rambut gimbalnya kembali di kepalanya.
Setelah permintaanya dipenuhi, juga harus dilakukan ruwatan. Dan harus disediakan Sesaji – sesaji  sebagai lambang petunjuk permohonan keselamatan hidup si anak.




Semua Mata Tertuju Pada Acara Dieng Culture Festival...


 Dieng Culture Festival adalah Acara Budaya Tahunan yang diadakan di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Acara ini dibentuk oleh organisasi kepemudaan yang bergerak untuk mengembangkan kepariwisataan Dieng. Dieng Culture Festival ini diadakan setiap pertengahan tahun, antara bulan Juni sampai bulan Agustus setiap tahunnya. Dan acara ini memang dikhususkan untuk prosesi ruwatan pencukuran rambut gimbal, mulai dari acara Kirab, Baritan, Hingga Jamasan.
Dan tidak cuma itu saja yang ada, ada juga rangkaian acara lainnya yaitu Festival Kesenian dan Budaya Dieng, Pameran Kerajinan & Kesenian, Kirab, Jemasan, Pelarungan Rambut Gembel, Jazz atas Awan, Festival Film Dieng, Festival Lampion, Festival Balon, Minum Purwaceng Masal, Bakar Jagung Masal, Pesta Kembang Api, Jalan Sehat.



No comments:

Post a Comment