Thursday, 26 November 2015

Selembar Kertas.

Ini hanya selembar kertas yang baru diambil dari sebuah percetakkan.. 
Kertas ini masih kosong, bersih, dan masih putih.
Tak ada yang terlihat di selembar kertas..

Kertas itu akhirnya aku pakai untuk melakukan sesuatu..
Ku ambil kertas itu..
Lalu aku tulis kan satu persatu kata demi kata menjadi sebuah cerita. Ku luangkan semua yang ada di dalam pikiran ku. Dan aku belajar menjadi banyak karakter di dalam sebuah cerita itu..

Kini kertas itu menjadi sebuah tujuan yang terarah…
Kalau saja kertas itu hanya dibiarkan begitu saja mungkin kertas itu hanya akan menjadi kertas yang sama… 

Tetapi tetap kosong. Lalu mengapa ?

Karna kertas itu tak ada goresan bahkan tak ada yang lecek sediktpun.. 
Ketika aku mendapatkan kertas 
Hanya ada 2 pilihan membiarkan itu tetap kosong atau mengisinya dengan yang bermanfaat?

Sama seperti hidup..

Apakah membiarkan tetap tanpa arah setiap harinya? atau membuatnya hidup penuh tujuan?

Monday, 23 November 2015

Hanya Ada Di Dieng, Tempat Wisata yang bikin kamu betah disana...


Dieng Seperti surga yang tersembunyi di tanah jawa,terdapat 2 telaga yang bikin mata ini semakin tak sadarkan.

  • Telaga Warna
Telaga yang warnanya bikin khas ini bikin mata semakin tak sadarkan karena tentunya warna yang dapat berubah – ubah. Telaga ini pada dasarnya berwarna hijau tapi sering kali berubah menjadi kuning, pink, biru, dan warna – warna pelangi lainnya. Saat tersinarkan matahari warna ini berubah, fenomena ini terjadi karena belerang sulfur yang begitu kuat. Penasaran ingin kayak gimana bentuknya? Tapi jika kalian ke tempat ini sangat disarankan pada pagi hingga siang hari. Soalnya kalau sore ataupun malam hari sudah mulai tertupi kabut awan.
      • Telaga Menjer
Telaga ini tidak berubah warna seperti telaga warna. Tapiiiii... telaga ini sangat cocok untuk kamu yang ingin wisata di tempat yang sunyi dan sejuk. Karena Telaga Menjer memiliki keindahan yang tak kalah dengan Telaga Warna yaitu keindahan alam di kaki – kaki pegunungan Dieng. Di Telaga Menjer kita bisa menaiki perahu yang ada disana dengan suasana sunyi dan suara-suara burung yang berkicau yang bikin betah dan tak mau pulang. 



Candi Arjuna Dieng, Candi Hindu yang Tertua Di Pulau Jawa.


Konon, Candi ini dibangun pada tahun 809M, dan merupakan tempat pemujaan Dewa Siwa. Candi Arjuna ini berhadapan dengan Candi Semar. Sedangkan di sebelah kiri Candi Arjuna berjajar Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Di dalam candi arjuna juga terdapat air suci menggenang di dalam yoni. Konon air suci itu tak pernah habis meskipun di musim kemarau entah datangnya dari mana mata air suci tersebut. Sampai sekarang juga masih dianggap sakral oleh masyarakat sekitar yang masih percaya. Di Candi Arjuna ini juga terdapat tanah berumput di sekeliling candi dan sangat terasa empuk bila kita berjalan diatasnya.



Negri Diatas Awan ini Makin Terlihat di Bukit Sikunir, Pemandangan nan Indah.


Bukit Sikunir berada di ketinggian sekitar 2.200 mdpl yang berada di Desa Sembungan. Betapa tingginya, untuk berada disana kita harus berjalan kaki agar bisa melihat keindahan Negri Diatas Awan. Memang sangat lelah untuk berjalan kaki untuk sampai ke bukit, tapi kelelahan itu akan terbayarkan dengan pemdangan yang sangat indah. Bagian yang paling memukau itu ketika melihat sunrise dari Bukit Sikunir. Jadi, jika ingin pergi kesana sangat disarankan datang pagi-pagi agar bisa melihat matahari terbit dengan pesona yang berwarna oranye itu.



Sumur yang ada di Dataran Tinggi Dieng itu Sumur Jalatunda, Sumur yang Berwarna Hijau Lumut.


Sumur yang berwarna hijau pekat yang berdiameter 90 meter dan kedalaman lebih dari 150 meter ini terbentuk dari letusan kawah vulkanis beratus tahun lalu. Tapi untuk bisa melihat sumur ini kalian harus menaiki 257 anak tangga. Wow.. banyak sekali bukan?
Pada zaman dulu katanya sumur ini menjadi tempat Antareja, Antaboga, Antasena, dan Nyai Dewi Kuntki bertafakur, dibulan Haji dan bulan Suro tempat ini menjadi jujugan untuk melakukan ritual agar memperoleh hidayah supaya keinginan/ hajatnya terkabul.
Disana juga ada yang unik yaitu tumpukan batu kerikil yang beralas karung beras. Konon katanya nih, mereka yang bisa melempar batu kerikil ini ke tengah sumur akan dapat keberuntungan dan keinginannya bisa terkabulkan. Tapi untuk mendapatkan batu – batu itu kita juga harus membeli kepada anak – anak yang berada di lokasi sumur ini. Untuk biaya 1 kerikil batunya itu sangat murah sekali hanya Rp 500,-



Tanah yang Tandus ini Harus Berhati – hati Jika Kamu Berada di Kawah Sikidang.


Kawah ini adalah kawah yang masih aktif, terhampar tanah yang tandus disekitaran kawah. Lubang bekas kawah ini berada dimana – mana dan pengunjung harus sangat berhati – hati agar tidak menginjak. Tanah ini sangat berbahaya karenanya tanah yang basah dan bergolak mendidih. Disana ada sebuah kolam besar air yang bercampur lumpur abu-abu yang terus mengeluarkan asap putih. Bau belerangnya pun sangat menyengat. Jadi jika kalian berkunjung ketempat ini kalian harus berhati – hati.
Tapi jangan khawatir karena ada papan yang terpampang untuk memberitahukan pengunjung agar terus berhati – hati ketika berjalan ke Kawah Sikidang ini.

Thursday, 19 November 2015

AKU BENCI PERCERAIAN ITU..

Nama ku Lestari aku sekarang berusia 23 tahun.. aku sudah bekerja dan sekarang aku sudah kuliah di salah satu universitas Tanggerang, tapi berdomisili di Jakarta Selatan. Aku dijakarta merantau seorang diri, dan keluargaku berada dikampung tepatnya daerah Jawa tengah.
Aku anak satu satunya dari Bapak dan Ibu kandungku, tak terasa aku sudah semakin besar untuk mereka. Tapi.. aku dibesarkan oleh Nenek ku yang sekarang sudah semakin tua, aku sangat amat menyayangiNya. Beliau sosok yang ada dalam kehidupanku sehari-hari.

Ibu Bapakku sudah berpisah saat usia ku 5tahun, saat itu Bapak yang meninggalkan kita dari rumah. Disaat aku dan Ibu benar-benar dalam keadaan ekonomi kami yang sangat minim. Ibu ku sangat membenci Bapakku, diusia ku yang sangat kecil pada waktu itu aku tak mengerti apa-apa, karena yang aku pikirkan hanyalah bermain dengan  Sinta, dan Tari.

Hari-hariku setiap harinya bermain boneka bersama mereka. Rumahku dan rumah Nenek sangatlah berdekatan, akupun sering dititipkan pada Nenekku sejak aku kecil. Aku tidak tahu kenapa Bapak pergi meninggalkan rumah. Yang aku pikir mungkin Bapakku sedang ke Jakarta untuk mencari uang, karena pasalnya banyak orang dikampungku yang ke Jakarta untuk merantau, untuk mendapatkan ekonomi yang lebih baik. Aku tidak tahu apa yang terjadi terhadap kedua orang tua ku pada saat itu.

Ibu ku setiap harinya mencari sayur di kebun Nenek, lalu siangnya Ibu dan Nenek ku masak lalu kami makan bertiga dirumah nenek. Saat itu aku sangatlah rindu pada bapakku lalu aku tanyakan kepada Ibu ku

 “Bapak kemana Bu? Kapan pulang Lestari kangen..” tanyaku.
Lalu Ibuku menjawab “Gak usah Tanya-tanya Bapakmu lagi! Lupakan Bapakmu, sekarang makan yang banyak.”

Lalu aku tak berkata apa-apa aku hanya diam, dan hanya bertanya-tanya dalam hatiku saja.

Hampir setiap malam aku melihat Ibuku menangis dikamarnya, aku bingung mengapa Ibuku menangis. Ini sebenarnya ada apa, kenapa aku tidak mengerti apa yang terjadi pada saat itu. Dua tahun berlalu Bapakku pun tak kunjung pulang.. dan berita yang menggetarkan hatiku adalah ada laki-laki yang ingin menikahi Ibu, itupun aku tahu kabar  dari tetanggaku.

Seseorang tetangga ku bertanya kepadaku “Lestari Ibumu mau menikah dengan Pak Rahmat ya?”
Lalu akupun menjawab “ Tidak! Kata siapa Bu? Bapakku kan masih ada”
Lalu dia berkata “ Lah, Bapakmu kan sudah menikah lagi Lestari..”
Aku sangat terkejut dan aku langsung berlari pulang kerumah.

Sampai dirumah langsung aku tanyakan pada nenekku karena hanya nenek yang dirumah. “Nek benarkah Bapak sudah menikah lagi? Kenapa Ibu tidak cerita Nek..”
Nenek ku pun langsung memelukku.. dan aku menangis.
Lalu Nenek berkata “Lestari.. Bapakmu meninggalkan Ibumu karena Bapakmu sudah bersama istri barunya, makanya Bapakmu meninggalkan rumah”
Aku tak bisa berkata apa-apa hanya bisa menangis saat itu.. dan mulai dari situ aku tahu kenapa ibu sangat membenci Bapakku.

Aku juga sudah tidak tahu dimana Bapakku berada, dan mulai saat itu aku sangat membenci sosok seorang yang namanya Ayah. Bagiku saat itu, hidup tanpa seorang Bapak itu akan baik-baik saja. Tapi ternyata…

                                    …………………………………………………………………......


Dan aku pun mulai masuk sekolah SD tanpa seorang Bapak kandungku.
Tak lama kemudian Ibu ku memperkenalkan laki-laki yang kelihatannya lebih tua dari Ibu ku itu, aku mulai diajak jalan bareng mereka. Makan bareng, jalan-jalan ketempat wisata, berenang bahkan dikenalkan oleh keluarga laki – laki itu yang ku panggil ia adalah Om Rahmat. Om Rahmat memang orang yang baik sekali, tapi aku selalu berpikir dia baik hanya kepada Ibu saja.

Om Rahmat memang terlihat sekali sangat berkorban untuk Ibuku, tapi aku tetap membencinya. Karena aku sudah tidak percaya atau tidak peduli sama yang namanya “Ayah” Om Rahmat dan Ibuku pun akhirnya menikah pada saat aku SD kelas 4.
Lalu Ibuku tinggal dirumah Om Rahmat, dan aku tak mau tinggal bareng mereka. Aku tinggal bersama Nenekku. Rumah mereka lumayan jauh dari rumah Nenek, karena itu aku tak pernah mau tinggal bareng mereka.

Aku juga tidak suka karena aku masih berpikir bahwa Om Rahmat adalah orang lain bagiku, yang bukan kerabat ku. Apalagi seorang sosok “Ayah” buatku tak ada yang namanya “Ayah”. Aku memang sudah sangat membencinya.

Sampai aku SMA pun aku hanya menghubungi Ibu ketika aku membutuhkan uang saja, pernah ada kejadian aku meminta uang kepada Ibu ku untuk pergi jalan-jalan bersama teman – temanku. Aku meminta Uang kepada Ibu ku sebanyak Rp 300,000,- tapi Ibu ku hanya memberi ku Rp 200,00,- aku sangatlah marah karena uang yang diberikan kurang.

Ku robek uangnya di depan Ibu, dan aku marah – marah aku berkata “ Mana cukuplah Bu, dua ratus ribu, belom jajanya dan makan nya” setelah marah aku langsung pergi dan ketempat yang sepi untuk merokok. Hanya rokok yang membuat penatku hilang atas kejadian ini.

Aku pulang dan Nenek yang menegorku, karena Nenek tahu kejadian aku merobek uang yang dikasih Ibu ku. Nenek ku bilang “ Lestari, cari uang itu susah kenapa kamu robek kalo kurang ya sabar nanti kalo ada lagi kan uangnya juga dikasih”
Aku hanya diam lalu masuk kamar.

Tak adil rasanya hidup menjadi diriku ini, tak ada sosok seorang Ayah seperti teman – temanku, keluarga yang utuh. Sedangkan aku, hanya tinggal bersama Nenekku. Karena faktor ini, aku menjadi anak yang sangat nakal. Aku sekolah berangkat pagi dan selalu sampe rumah selalu jam 8 malam.

Sampai rumah malam karena dirumah aku sangat merasakan kesepian, berkumpul dengan teman-teman sambil merokok itu bisa melegakan isi hatiku ini. Sambil menyanyi-nyanyi membuatku sangat senang dibandingkan dirumah.

Nenek adalah orang yang paling baik didunia ini, dia hanya menasehati saat aku bandel.
Mungkin Nenek memaklumi ku begini karena di tinggal Bapakku. Aku sangat membenci Bapakku, orang yang aku pikir adalah orang yang paling baik, tanggung jawab. Malah sebaliknya, tak pernah mengunjungi ku hingga aku sebesar ini.

Ibuku yang mulai geram melihat kelakuanku yang semakin menjadi-jadi ini, datang kerumah Neneku dan memarahiku atas kelakuan ku. Aku hanya nangis dan berteriak.

“Ibu ngga adil kalo marahin aku! Aku begini juga karena Ibu, mana enak Bu hidup dengan keluarga yang begini?”
lalu ibuku menjawab “ Ya ga sepatutnya juga kamu menjadi liar Nak, pulang sekolah sampe larut malem, malem minggu main kemana tau ngga pulang, kamu mau jadi apa kalo seperti ini?”
“Aku hanya mau melakukan apa yang aku suka! Aku ngga peduli sama Ibu, sama siapapun! Ngga enak Bu berada dikeluarga tanpa Bapak! Kalaupun ada Bapak ya Bapak tiri, aku ngga sudi pokoknya!

Lalu aku masuk kamar, dan tidak mendengarkan kata-kata Ibuku saat itu.

Sampai saat kelulusan sekolah SMA pun tiba aku lulus dengan nilai yang wajar-wajar saja, teman-temanku banyak yang cari kerja diluar kota. Aku mulai bingung apa yang harus aku lakukan setelah lulus SMA.

Aku memang beniat untuk bekerja tapi di Jakarta, tapi Nenek melarangku. Katanya Jakarta kota yang kejam dan bahaya, makanya Nenek tidak setuju. Sedangkan Ibu menyuruhku untuk meneruskan kuliah. Kuliah saja aku sudah tidak niat.

Setelah lulus SMA aku semakin jarang pulang kerumah karena aku memiliki pacar yang bernama “Boy”. Boy sering mengajakku jalan-jalan hingga larut malam, Nenek sangat benci kepada Boy katanya Boy tak punya sopan santun.

Hingga Ibu ku tahu, sangking seringnya aku pergi bersama Boy. Ibu datang kerumah Nenek dan meminta ku putus dengan Boy. Aku tetap tidak mau, karena aku sangat mencintai Boy. Sampai pada akhirnya kita membuat kesepakatan aku akan memutuskan Boy, tapi bolehin kerja ke Jakarta.

Sampai 3 hari kemudian Ibuku akhirnya memperbolehkan aku untuk pergi kerja kejakarta.

Aku melamar kerja melalui perantara teman-teman yang sudah bekerja dijakarta, akhirnya aku keterima bekerja di salah satu pabrik di daerah Jakarta.


                        ………………………………………………………………………………………………..

                                   
Aku akhirnya bekerja di Jakarta, aku tinggal sendiri dikosan deket tempat kerjaku.
Dan aku masih suka merokok, setiap harinya aku suka menghabiskan rokok 1-2 bungkus rokok sangking capeknya dan jarang sekali aku makan, aku hanya merokok saja.

Suatu ketika Ibuku menelpon ku, karena aku sangat jarang memberi kabar ke Nenek dan Ibuku. Mereka menyuruh ku pulang ke kampung, katanya aku mau dirukiyah. Aku sangat terkejut

“Loh emangnya aku ini kenapa Bu? Perasaan baik-baik saja”
“Pulang ya Nak.. Ibu mau nyembuhin kamu biar sadar”
“Loh aku emangnya kenpa Bu? Orang aku ngga sakit apa – apa Bu”

Lalu aku tetep kekeh untuk tidak mau, aku tetap bekerja seperti biasa. Ibu menjadi sering menelpon ku untuk melakukan Rukiyah itu. Aku tetep tak mau hingga berkali – kali Ibu merayu ku dan akhirnya aku pun mau.

Aku pulang kekampung mengambil cuti untuk melakukan Rukiyah.

Setelah aku sampai dikampung aku istirahat lalu dimalam harinya .Aku dirukiyah oleh Pamanku, aku dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan aku menjerit –jerit menangis.

Hari pertama rukiyah aku tidak terlalu capek. Nah hari kedua nya aku melakukan ritual rukiyah lagi. Disitu aku mulai terasa muntah- muntah saat aku dirukiyah, berteriak sambil menangis.

Aku tidak merasakan apa-apa pada saat dirukiyah, tak sadarkan diri. Saat selesai dirukiyah  badanku terasa lemas dan sangat lelah sekali. Entah mengapa, lalu aku dimadikan dengan air yang aku tak mengerti katanya sangat berkhasiat apabila mandi dengan air itu.

Hingga satu minggu aku melakukan ritual kuliah, aku pun balik ke Jakarta kembali untuk bekerja. Setelah dari kampung aku jadi semakin tidak parah merokoknya. Aku jadi semakin ingat dengan Nenek dan Ibu dikampung.

Dan semakin hari aku semakin mengingat Allah, aku jadi rajin untuk menjalankan Sholat. Lalu aku berpikir apa benar ini efek dari Rukiyah. Mulai dari situ aku bergaul dengan orang – orang yang selalu mengingatkan kebaikan dalam diriku. Dan aku juga ingin meneruskan sekolahku maka itu aku sekarang melanjutkan untuk kuliah.

Pada akhirnya aku sadar, kebahagian yang indah itu saat kita mengingat Pencipta alam semesta ini, dan KELUARGA yang tulus mensupport aku dalam kebaikan. J


Sekian.

Monday, 16 November 2015

“Dieng.. Negri Diatas Awan ini Memiliki Keunikan Rambut Gimbal ”


Di perbatasan Banjarnegara dan Wonosobo terdapat wisata yang Indah  yaitu “Dieng”


Banjarnegara adalah kota yang sering kita dengar dengan bencana longsornya karena tanahnya yang labil, dan Banjarnegara sendiri yang artinya adalah Banjar itu “Sawah” dan Negara itu “Kota”. Maka dari itu kita bisa nilai sendiri bahwa Banjarnegara adalah kota yang banyak sawahnya dengan pemandangan gunung-gunung nan indah. Tempat wisata yang terkenal di Banjarnegara adalah “Dieng” kawasan yang berada didataran tinggi. Dieng sendiri masuk kedalam 2 wilayah yaitu kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada disebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara disana dapat mencapai 0°C di pagi hari dan menimbulkan embun beku, yang penduduk setempat sebut dengan bun upas "embun racun" karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Jadi.. kebayang dong gimana dinginnya berada dipuncak Dieng.. kalau di siang hari saja suhunya 12-20°C apalagi dimalam hari yang suhunya 6-10°C. Dan ternyata banyak juga wisatawan asing yang pergi ke negri diatas awan (Dieng) ini merasakan kesejukan dan rekreasi ke dataran tinggi Dieng.





Uniknya Rambut Gimbal yang Berada Di Kawasan Dieng


Di daerah Dieng juga terdapat anak-anak yang berambut gimbel. Konon kabarnya, Anak Gimbal Dieng adalah titisan dari Kyai Kolodete, beliau adalah seorang leluhur yang membuka pertama kali tanah Dieng. Ia hidup pada masa kejayaan Mataram. Kyai Kolodete ini memiliki rambut gimbal. Beliau adalah seorang pemimpin dan beliau juga berkeinginan memajukan kesejahteraan masyarakatnya. Suatu hari beliau mencalonkan dirinya sebagai lurah, ke pemerintahan Mataram lalu masyarakat pun sangat mendukung. Namun permintaannya beliau ditolak oleh pemerintahan Mataram dan masyarakat pun sangat kecewa. Beliau pun merasa malu kepada masyarakat. Akhirnya beliau mengasingkan diri dan bertapa di Dataran Tinggi Dieng.

Disana beliau berdoa supaya impiannya ingin mensejahterakan rakyatnya agar terkabul kepada Sang Khaliq. Permohonan itu benar-benar dikabulkan oleh sang Khaliq. Tanda bukti itu ialah supaya anak cucunya nanti di kemudian hari akan berambut gimbal seperti halnya rambut Kyai Kolodete. Dan, permohonan itu benar-benar dikabulkan sang Khaliq.

Rambut Gimbal itu muncul dengan dirasakan panas dibadannya, lalu tiba – tiba timbullah rambut gimbal itu. Tapi, kalau orang disekitaran sana bilang itu adalah faktor keturunan dari Kyai Kolodete. Tapi ada juga yang bilang kalau itu  karena takdir Tuhan, dan ada juga yang bilang itu karena kurang menjaga kesehatan.





“Rambut Gimbal itu boleh dipotong...”


 Rambut yang tumbuh dikepala itu boleh dipotong asalkan, seorang anak itu memintanya untuk dipotong dan disertai permintaan si anak yg berambut gimbal. Si anak juga harus sudah cukup umur yaitu sekitar 7 – 10 tahun. Permintaan si anak pun unik – unik, misalkan si anak minta untuk disembelihkan kambing, ada juga yang . Ya orang tua harus memenuhinya. Konon katanya jika anak hanya dipotong rambutnya saja tapi tidak dipenuhi permintaannya akan timbul lagi sakit panas dan muncul rambut gimbalnya kembali di kepalanya.
Setelah permintaanya dipenuhi, juga harus dilakukan ruwatan. Dan harus disediakan Sesaji – sesaji  sebagai lambang petunjuk permohonan keselamatan hidup si anak.




Semua Mata Tertuju Pada Acara Dieng Culture Festival...


 Dieng Culture Festival adalah Acara Budaya Tahunan yang diadakan di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng. Acara ini dibentuk oleh organisasi kepemudaan yang bergerak untuk mengembangkan kepariwisataan Dieng. Dieng Culture Festival ini diadakan setiap pertengahan tahun, antara bulan Juni sampai bulan Agustus setiap tahunnya. Dan acara ini memang dikhususkan untuk prosesi ruwatan pencukuran rambut gimbal, mulai dari acara Kirab, Baritan, Hingga Jamasan.
Dan tidak cuma itu saja yang ada, ada juga rangkaian acara lainnya yaitu Festival Kesenian dan Budaya Dieng, Pameran Kerajinan & Kesenian, Kirab, Jemasan, Pelarungan Rambut Gembel, Jazz atas Awan, Festival Film Dieng, Festival Lampion, Festival Balon, Minum Purwaceng Masal, Bakar Jagung Masal, Pesta Kembang Api, Jalan Sehat.