Tuesday, 23 August 2016
Friday, 19 August 2016
Liburan di Pulau Seribu tanpa “Guide” Siapa takut?
Jadi ini sebenarnya adalah
liburan beberapa bulan lalu bersama teman – teman kampus. Berhubung dibuang
sayang mendingan dishare aja. Hehe
Kali ini emang liburannya ke
Pulau Seribu. Liburan pantai yang nggak jauh. Kenapa nggak jauh? Ya karena
masih didaerah Jakarta.
Karena Pulau seribu itu ada
banyak, jadi gue memutuskan untuk ke Pulau Pramuka. Pulau Pramuka ini lumayan
ramai untuk dikunjungi tapi nggak terlalu ramai seperti Pulau Pari ataupun
Tidung.
Kali ini gue dan teman – teman
memutuskan untuk mandiri. Karena liburan juga harus mandiri, apalagi kalau
nggak bawa pasangan. *eaaaa*
Nah ini dia tips dari gue liburan
ke Pulau Seribu (Pulau Pramuka) tanpa Guide.
Tips sebelum pergi
1. Yang pertama adalah perbanyak
Informasi. Sebelum mengunjungi tempat cari informasi disana.
Contohnya : Tempat makan yang
enak apalagi kalau plus murah. Lalu cara menyewa kapal, snorkeling, sewa villa
atau tempat tidur yang nyaman.
2. Setelah membaca informasi yang
banyak langsung deh cari villa yang menurut kalian itu nyaman dan sesuai
budget. Setelah dapet tempatnya, boleh langsung di DP. Agar keduanya merasa
terpacaya. Oia, btw kalau kalian mau langsung On the spot bisa aja sih, tapi
sayang akan membuang – buang waktu kalian.
3. Siapin baju renang / baju
untuk basah – basahan, kalau bisa sih yang tertutup karena akan panas banget
jangan lupa bawa sunblock atau handbody lotion.
4. Bawa persediaan makanan kalau
– kalau disana makannya nggak sesuai selera sama lidah kamu.
5. Bawa kamera! Sayang banget kan kalau moment udah keren
banget tapi nggak diabadikan.
Ya itu beberapa tips sebelum
berangkat yang harus benar – benar disiapkan. Karena selebihnya gue tau kalian
bisa nyiapin sendiri.
Nah, langsung mulai perjalanannya
ya.
Gue mulai perjalanannya langsung
dari Muara angke untuk menyebrang ke Pulau Pramuka. Oiya harga menyebrang dari
Muara Angke – Pulau Pramuka itu biayanya Rp 45,000,-
Setelah membeli karcis langsung
ya ke Kapalnya. Biar bisa dapet bangku
yang paling “Pewe”. Oiya, kalau udah dapet tempat yang enak jangan lupa
langsung ambil pelampung. Karena buat jaga – jaga keselamatan kalau terjadi bahaya.
Karena perjalanan sekitar 3-4 jam
lebih. Gue saranin sih untuk tidur bagi yang mabok didalam kapal. Dan minum obat Antimo. Tapi kalau memang kalian nggak mabok laut, beruntunglah. Karena bisa menikmati perjalanan laut, dan
memuaskan mata yang berada ditengah – tengah laut.
Setelah 3 Jam lebih berada
dikapal akhirnya sampai juga.
Setibanya disana. Kami berempat
langsung menelpon orang yang menyewakan villa kepada kami. Karena orangnya
lumayan lama datengnya kami memutuskan untuk makan Mie ayam disana. Dan
harganya relatif murah hanya Rp 15,000 perporsi. Masih standart biaya makanan
disana rasanya pun lumayan mengenyangkan perut.
Setelah makan dan akhirnya kami
dijemput dengan Mas – mas yang tidak terlalu tinggi, berkulit sawo mateng dan
berambut keriting. Dan dia menceritakan alasan mengapa lama menjemput kami dengan
beralasannya kliennya yang banyak, kami pun mengerti atas penjelasan si Mas – mas
itu.
Lalu kami menuju kamar yang sudah
kami pesan. Dengan harga per kamar Rp 350,000 yang berisi AC, kipas angin dan
TV lumayan untuk mengademkan udara
diluar yang sangat panas.
Lalu kami beristirahat hingga sore
hari.
Sorenya kami mengelilingi pulau
pramuka. Sekitaran Pulau Pramuka untuk mencari spot – spot foto yang bagus.
( Sekitaran pinggir Pulau Pramuka )
( Sekitaran pinggir Pulau Pramuka )
( Disana juga ada tempat penakaran hewan Penyu Loh )
Kaki – kaki pun mulai terasa lelah, akhirnya kita
memutuskan untuk istirahat dikamar masing – masing. Hingga malam datang. Dan
malamnya kami mencari makan + masak – masak makanan siap saji hingga larut
malam menikmati udara diluar.
( Suasana memasak Nugget di luar kamar dan pinggir Pantai )
Keesokan harinya.
Paginya karena malam yang lelah
membuat kami semua males untuk keluar kamar mencari sunrise. Alhasil, kami
ber-empat memtuskan untuk keluar jam 9 pagi sambil mencari sarapan dan spot –
spot foto dipagi hari.
( Pemandangan langsung dari luar kamar )
( Saat main air )
Lelahnya kaki semakin bertambah.
Untungnya tidur tadi malam membuat badan lebih baik. Setelah berkeliling sambil mencari makanan
sebagai santapan sarapan. Kami semua balik ke kamar untuk istirahat sebelum
melakukan snorkeling dan berjalan – jalan sekitaran pulau lainnya.
Nah ini informasi penting banget
untuk kalian yang nggak pakai Guide. Kalau kalian mau snorkling dan belum tau
gimana cara menyewanya. Itu langsung aja kalian samperin pemilik kapalnya.
Karena biasanya mereka sudah siap untuk menyewakan kapal + snorkling. Biaya
kapal untuk mengelilingi sekitaran Pulau Pramuka hanya dikenakan sekitar Rp
300,000,- dan alat sewa snorklingnya per orang Rp 70,000,-.
Saran gue sih, kalau emang mau
snorkling lebih baik sore hari. Kenapa?
Pertama, nggak terlalu panas.
Kedua, aman bagi kulit yang udah gosong. Lain hal, kalau loe emang mau bikin
kulit eksotis atau emang menghitamkan kulit ya.
Setelah menikmati sekitaran Pulau
Pramuka dengan menggunakan perahu. Kami pun balik ke kamar karena matahari
sudah semakin terbenam. Hingga malem hari kami mencari makan sekitaran Pulau
Pramuka. Berbincang hingga larut malem. Dan menikmati malam terakhir di Pulau
Pramuka.
Dan paginya kami pun pulang, dan mencari kapal menuju Muara Angke. Dengan kapal yang harganya sama pada saat awal berangkat.
Friday, 12 August 2016
Nikah Muda Pake Tapi? Hemm.
Wanita umur 20-an? Hemm gue banget!
Biasanya umur wanita yang sudah berkepala dua ini, sudah tak sabar menanti sang kekasih ( Jodohnya ). Karena melihat teman - teman yang satu persatu sudah mulai menikah. Oke baru - baru ini kita dikejutkan dengan sepasang suami - istri yang masih muda yaitu Alvin dan Larissa Chou. Dengan usia Alvin yang masih 17 tahun dan Larissa berumur 20 tahun.
( Diambil dari google )
Gue pun juga sangat terkejut dan benar - benar kaget.
"Gilee, dulu gue pikir yang biasanya nikah muda itu dikampung nyokap gue doang! Tapi dikota semua jaman udah berubah."
Salut banget sama mereka berdua yang benar - benar yakin dengan keputusan nikah muda. Luar biasa.
Karena pada saat Alvin dan Larissa menikah hampir semua teman - teman facebook gw men-share artikel atau berita - berita tentang mereka berdua. Lalu meng-kode pasangan ( Pacarnya ) masing - masing. Rasanya duuh Mba - mba gini looh. Kalau pacar kalian bukan orang yang suka main - main seperti Alvin mungkin dia juga udah ngajak kalian menikah.
Tapiii, kalau dia masih ngejar cita - citanya. Impiannya. Atau bahkan emang dia masih mencari wanita sana - sini. Mending buat perempuan yang udah nggak sabar dan ingin cepat - cepat nikah, tinggalin aja. Karena cowok - cowok yang masih berpikir seperti ini kemungkinan hanya dua. Pertama, kalian harus nunggu lama entah sampai kapan tanpa kepastian. Atau dia emang nggak niat sama Mba - mba.
Nah itu udah bagi yang punya seseorang (Pacar). Beda hal sama yang masih sendiri ( Single / Jomblo ). Mereka juga ikutan men-share artikel ini. Mungkin ini juga salah atu cara meng-kode gebetan atau teman laki - lakinya yang nggak nembak - nembak. Kalau dia serius mungkin dia tidak akan mau membiarkan cintanya begitu saja. Menunggu dengan tidak pasti.
Pada saat dia diam saja. Tidak memberi kabar apapun kepada wanita. Itu adalah pilihannya dia. Dia membiarkan kita, dan mengikhlaskan kita dengan orang lain. Karena dia benar - benar belum siap untuk serius kepada perempuan.
Mungkin, laki - laki seperti ini masih ingin mengejar cita - citanya. Tapi bisa jadi juga dia memang tidak serius sama perempuannya. Atau mungkin hanya sebatas friendzone. Hehe
Ada satu nasihat yang lumayan menusuk langsung ke hati.
( Diambil dari google )
Cinta memang tidak bisa dipaksakan.
Cinta mengalir apa adanya dengan tulus.
Tapi, cinta tidak selalu mulus.
Bisa jadi Jodoh. Bisa jadi hanya sekedar teman.
Nah kalo menikah itu udah nasib dan jodohnya memang dekat. Ya monggo silahkan. Tapi kalau misalkan wanitanya yang emang belum siap, terus minta nikah cepet? Ya mendingan saling intropeksi diri aja.
Itu sama aja kayak mau tapi masih nggak mau.
Putih bukan, hitam pekat juga bukan. Masih abu - abu, masih ragu. Tapi ingin ini ingin itu.
Monday, 1 August 2016
Save The Future
Pagi yang seharusnya sinarnya memberi senyum.
Pagi Jakarta. Saat aku menyapanya di hari senin. Tapi ia malah bermurung saat aku menyapanya. Entah karena cuaca yang mendung atau cuaca yang memang benar - benar buruk. Jakarta yang semakin banyak penduduknya ia seakan menangis melihat kerusakan lingkungan dan keegoisan manusianya.
Aku memang tidak mendengar rintihannya, tapi betapa aku merasakan rasa sedih itu. Kota yang dahulu banyak terdapat pepohonan yang teduh. Udara yang masih segar untuk dihirup. Tapi sekarang, semua orang sangat suka sekali membuang sampah atau terkadang puntung (sisa) rokok yang dibuang sembarangan.
Tikus yang terlindas dijalanan dengan begitu saja. Seandainya mereka mengerti bahwa Tikus juga ciptaan Tuhan yang sangatlah bermanfaat. Tanpa tikus, mungkin rantai makanan takkan sempurna.
Oh Jakarta, aku tahu betapa sedihnya engkau.
Betapa inginnya engkau berkomunikasi dengan penduduk setempat.
Subscribe to:
Posts (Atom)